Jumat, 04 Januari 2013

Dialektika SUARA MAHASISWA

Mahasiswa, kata yang tak asing lagi bagi kawan-kawan, bukankah begitu?. Segala potensi yang dimiliki para didikan tentunya yang lebih lengkap ada pada orang-orang yang di dalam dirinya melekat jabatan "mahasiswa". Tridharma Perguruan Tinggi "pendidikan, penelitian, dan pengabdian" adalah dasar pergerakan mahasiswa Indonesia. Mahasiswa itu, idealis, intelektual, kekuatan penuh atas perubahan dan segala potensi perjuangan manusia lainnya. Itulah mengapa mahasiswa mempunyai peran dan fungsi sebagai agent of change, social control, moral force dan iron stock. Sejarahlah yang membuktikan bahwa mahasiswa memang teguh dengan panji Tridharma Perguruan Tinggi itu. Pembentukan gerakan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dimulai di masa 1928 ditandai dengan berdirinya Boedi Oetomo, pada masa kemerdekaan, pada masa reformasi dan pada masa setelah reformasi hingga saat ini. Bagaimana dengan kondisi mahasiswa saat ini? Anda pastilah orang yang secara empirik mampu menilai bagaimana pergerakan mahasiswa ini jika dihadapkan dengan kondisi bangsa yang sangat merosot. Tayangan Televisi, berita-berita koran tiap harinya tak henti-hentinya membicarakan korupsi di tiap lini, kriminal, masalah sosial ekonomi, kekerasan dalam masyarakat, kemiskinan, gizi buruk dan yang tidak kalah buruknya adalah krisis moral di seluruh lapisan pemerintah dan masyarakat. Dimanakah mahasiswa saat ini? Butakah mahasiswa dengan keadaan ini? TIDAKK Mahasiswa terlalu disibukkan oleh buku-bukunya, oleh sistem yang membungkam kita untuk berbicara lantang tentang apa yang kita yakini kebenarannya. Cermin rusaknya suatu bangsa adalah keadaan moral masyarakatnya. Mahasiswa adalah masyarakat juga. Maka simpulkanlah sendiri pernyataan ini. Ditulis sebagai bentuk autokritik. Sajak Suara - Wiji Thukul sesungguhnya suara itu tak bisa diredam mulut bisa dibungkam namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku suara-suara itu tak bisa dipenjarakan di sana bersemayam kemerdekaan apabila engkau memaksa diam aku siapkan untukmu : pemberontakkan! sesungguhnya suara itu bukan perampok yang merayakan hartamu ia ingin bicara mengapa kaukokang senjata dan gemetar ketika suara-suara itu menuntut keadilan? sesungguhnya suara itu akan menjadi kata ia yang mengajari aku untuk bertanya dan pada akhirnya tidak bisa tidak engkau harus menjawabnya apabila engkau tetap bertahan aku akan memburumu seperti kutukan

1 komentar: