GERAKAN NASIONALIS INTELEK MAHASISWA (GENTA)

LKMM DAN SK ISMKI WIL 4 BALI

MEDISCO AMSA UNTAD

Medical Biology and English Debate Competition (MEDISCO) - Aula FKIK Untad

INAUGURASI Achi11es

Malam Pengukuhan Angkatan 2011 (Achi11es) Kedokteran Untad

Audiensi Bersama Dinas Kesehatan Kota Palu

Evaluasi Peran Dinas Kesehatan Kota Palu dalam menjalangkan Sistem Kesehatan Daerah Kota Palu

RAKORWIL 4 ISMKI 2012

Rapat Koordinasi Wilayah 4 IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA - PALU

FAREWELL PARTY LKMM DAN SK ISMKI WIL 4

Farewell Party bersama Keluarga Besar ISMKI Wil 4 dan Alumni LKMM dan SK ISMKI WIL 4 - Bali

Jumat, 04 Januari 2013

saya adalah SAYA dan NIAT saya

"Saya maju atas dukungan banyak orang, dan niat saya terhimpun bersama dukungan-dukungan tersebut. Niat itu sudah tertanam kuat dalam hati ini. Niat itulah yang mendorong saya, karena Saya merasa terpanggil untuk berkontribusi nyata berdasar atas pengalaman yang sudah Saya miliki....
....Niat adalah suatu hal yang kuat dan berasal dari diri saya sendiri meski dicetuskan oleh banyak orang. Oleh karena niat itu, apabila terpilih nanti insya Allah saya siap untuk menjalani amanah ketua dengan segala pahit dan manisnya. Membagi waktu organisasidan akademik nantinya bukan menjadi beban bagi saya dan merupakan hal yang saya siap jalani karena niat ini sudah terpatri di hati dan menjadi bagian dari diri saya dan keinginan saya untuk beribadah dan berkontribusi untuk orang di sekitar saya." ___saya.adalah.saya.dengan.niat.saya___

Dialektika SUARA MAHASISWA

Mahasiswa, kata yang tak asing lagi bagi kawan-kawan, bukankah begitu?. Segala potensi yang dimiliki para didikan tentunya yang lebih lengkap ada pada orang-orang yang di dalam dirinya melekat jabatan "mahasiswa". Tridharma Perguruan Tinggi "pendidikan, penelitian, dan pengabdian" adalah dasar pergerakan mahasiswa Indonesia. Mahasiswa itu, idealis, intelektual, kekuatan penuh atas perubahan dan segala potensi perjuangan manusia lainnya. Itulah mengapa mahasiswa mempunyai peran dan fungsi sebagai agent of change, social control, moral force dan iron stock. Sejarahlah yang membuktikan bahwa mahasiswa memang teguh dengan panji Tridharma Perguruan Tinggi itu. Pembentukan gerakan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dimulai di masa 1928 ditandai dengan berdirinya Boedi Oetomo, pada masa kemerdekaan, pada masa reformasi dan pada masa setelah reformasi hingga saat ini. Bagaimana dengan kondisi mahasiswa saat ini? Anda pastilah orang yang secara empirik mampu menilai bagaimana pergerakan mahasiswa ini jika dihadapkan dengan kondisi bangsa yang sangat merosot. Tayangan Televisi, berita-berita koran tiap harinya tak henti-hentinya membicarakan korupsi di tiap lini, kriminal, masalah sosial ekonomi, kekerasan dalam masyarakat, kemiskinan, gizi buruk dan yang tidak kalah buruknya adalah krisis moral di seluruh lapisan pemerintah dan masyarakat. Dimanakah mahasiswa saat ini? Butakah mahasiswa dengan keadaan ini? TIDAKK Mahasiswa terlalu disibukkan oleh buku-bukunya, oleh sistem yang membungkam kita untuk berbicara lantang tentang apa yang kita yakini kebenarannya. Cermin rusaknya suatu bangsa adalah keadaan moral masyarakatnya. Mahasiswa adalah masyarakat juga. Maka simpulkanlah sendiri pernyataan ini. Ditulis sebagai bentuk autokritik. Sajak Suara - Wiji Thukul sesungguhnya suara itu tak bisa diredam mulut bisa dibungkam namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku suara-suara itu tak bisa dipenjarakan di sana bersemayam kemerdekaan apabila engkau memaksa diam aku siapkan untukmu : pemberontakkan! sesungguhnya suara itu bukan perampok yang merayakan hartamu ia ingin bicara mengapa kaukokang senjata dan gemetar ketika suara-suara itu menuntut keadilan? sesungguhnya suara itu akan menjadi kata ia yang mengajari aku untuk bertanya dan pada akhirnya tidak bisa tidak engkau harus menjawabnya apabila engkau tetap bertahan aku akan memburumu seperti kutukan

Jika Saya Bercurhat, Berbicara Tentang Cinta

Tulisan ini mungkin mediaku untuk menyampaikan kegalauan ini, hahahah, begitulah, sembari melupakan kesibukan di akademik dan organisasi.. selalu dia yang terbayangkan, menggangguku, motivasiku hilang setengah dibuatnya.. Mungkin Cinta adalah bahasa paling universal bagi seluruh umat manusia di semesta jagad raya.Cinta tak pernah memilih warna kulit, kelas sosial atau usia. Tak memandang manusia Afrika, Asia atau Eropa. Cinta terlalu universal untuk sebuah ras, demikian pula terlalu indah untuk dibatasi oleh strata sosial dan berbagai sekat hitungan angka pada usia. Cinta itu memiliki energi dan etos sendiri. Cinta mampu menembus perangkap ruang, karena se-Universalnya cinta bukan terikat oleh tempat tapi hati yang abstrak dan ruang yang sunyi didalam kedirian. Cinta juga adalah kontradiksi yang sangat sulit untuk di materialkan karena cinta bukan karena ? atau mengapa? Tapi cinta itu terlalu kosmos dan acak, walau supardi penyair yang terkenal itu coba mendekatinya lewat puisi.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.. Cinta mungkin tak sesederhana kata supardi, tapi belum tentu sesulit sebuah definisi. Karena cinta bukan sekedar hukum ‘causalitas’ yakni sebab yang berakibat. ‘Kayu yang dibakar’ kemudian menjadi ‘abu’ atau ‘awan kepada hujan yang menjadikanya tiada’. Cinta itu abstrak bahkan terlalu naif, seperti kata sebuah syair yang mungkin mengelikan ‘dari mata turun ke hati’. Tapi oleh para penyair yang lain, teryata cinta itu tak butuh mata tapi rasa, karena mata cenderung menipu tapi hati itu terlalu luas untuk sebuah batas cara pandang alam meterial. Manusia paling sempurnapun tidak bisa melupakan cintanya yang telah terlepasoleh batas waktu dan takdir. Adalah Mazin bin Abdul Karim Al Farih dalam kitabnya Al Usratu bilaa Masyaakil pernah mengutip dari perawi hadis Bukhari; Suatu hari istri beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain (yakni ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha) berkata, “Aku tidak pernah cemburu kepada seorang pun dari istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti cemburuku pada Khadijah, padahal aku tidak pernah melihatnya, akan tetapi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu menyebutnya’. Bahkan seorang Rasul yang Maha sempurna sekalipun, tetap menyimpan’ Cintanya’ tanpa mengenal batas dari sebuah masa? Apakah dia salah? Mengapa ? sementara dalam sebuah nasihat seorang ustadz pernah berkata ; ‘sebaiknya jangan mengulang-ngulang seseorang yang pernah ada dihati pada masa sebelum pernikahan, sebab akan menyebabkan rasa curiga dan cemburu salah satunya.Pikiranku segera membantahnya saat itu, bagaimana dengan konteks cinta Rasul kepada Khadijah yang membuat Aisyah selalu cemburu ? Apakah Nabi Salah? Tapi sudahlah mungkin ini hanya soal cara memandang cinta konstitusi dan cinta esensial. Karena cinta esensial bukan hanya sekedar kisah antara sepasang remaja dalam dongeng abadi Shakespeare romeo and juliet. Atau berbagai narasi filsafat romantisme yang di gelorakan oleh Fichte, Schelling, Schopenhauer, dan Nietzsche tentang ‘Dionysian’ yakni emosi yang meluap antara seorang yang berbeda jenis atau sesama jenis. Cinta juga bisa lahir dari sepasang saudara yang saling mengasihi bukan karena apa dan mengapa? Bukan juga dari mata turun ke hati, tapi karena mereka secara bersama-sama mencoba lepas dari ruang,waktu, usia, ikatan material yang butuh mengapa? Karena cinta esensial tak pernah butuh jawaban, Ia cukup menjadi rasa dan kesadaran bahwa takdir telah memilih mereka untuk bersaudara tanpa perlu tau mengapa Tuhan memilih menyatukan takdirnya. Kepada IBUKU yang telah mengajarkan aku kelembutan dan arti cinta yang tak butuh tanya. Be king for your own happiness’ Kepada saudara-saudaraku yang telah menghabiskan waktu bersama 1 setengah tahun ini, kepada seseorang yang menjaga hatiku dengan baik didalam hati yang sudah tak butuh jarak, yang sudah terbiasa mengenal kata tak bersama dan tak berwaktu ...sekali lagi aku mencintai kalian... 22 Desember 2012

Sebuah Renungan 29 Desember 2012

Tulisan ini pertama kali di posting di Grup Achilles.. dengan niat agar temanteman bisa berbagi pengalaman dari sebuah hari yang indah ini.. Sebuah Renungan, pada hari ini (29 Desember 2012) , begitu banyak nilai yg bisa menginspirasi buat saya. namun untuk kali ini saya akan berbicara tentang nilai inspirasi menjadi seorang pemimpin.. melalui tulisan ini saya tidak berniat mengajarkan temanteman untuk bagaimana menjadi pemimpin yg baik, krn saya sadar saya bukanlah pemimpin yang baik bagi kalian untuk saat ini. inspirasi ini dimulai ketika hari ini saya harus melaksanakan amanah saya untuk melaksankan kongres dgn membawakan laporan pertanggung jawaban sbg ketua panitia, bgitupun ketika memenuhi undangan dari temanteman di FISIP, ada satu kesamaan dari tema yang di angkat yakni Revitalisasi untuk menjadi Mahasiswa Idealis, kalimat ini selalu saja menjadi titik sentral pergerakan mahasiswa dibeberapa organisasi. berbicara revitalisasi artinya kita harus kembali ke posisi awal dari esensi dan eksistensi kita sbg mahasiswa. bhw sebagai agent of change, agent of development dan iron stock.. bahwa mahasiswalah sbg pemegang tongkat estafet perubahan bangsa, agak membingunkan jika melihat kenyataan selama ini, peran inilah yg mulai memudar, mahasiswa ketika aksi selalu dipandang negatif, melakukan aksi tanpa adanya straktak yg matang akhirnya ricuh, malah menambah persoalan bangsa ini. di lingkungan organisasi internal pun seperti itu, terkadang banyak mahasiswa yg menuntut dan mengkritik krn atas dasar bnyknya masalah yg dialami organisasi, pemimpin pun mulai terasa terkucilkan, merasa terhina ketika dikritik, merasa marah ketika diberikan kritikan.. bahkan ada yg mulai menyerah menjadi pemimpin dan rela melapaskan jabatannya krn tdk mampu menerimanya. hal seperti inlah membuat masalah tidak bisa terselesaikan, malah menjadi masalah yg lebih kompleks saya pun kadang meminta pendapat dari bebrapa pejabat ataupun seniorku yg sdh memegang jabatan penting di institusinya ataupun di organisasinya, bebrapa hal yg bisa sy ambil sbg intisari. " Kita boleh berambisi, boleh bersemangat, tetapi tetap di kontrol sehingga tetap terjalin silaturahmi sesama teman. in penting buat kita jika terlalu merasa benar tetapi tidak mau atau menutup mata bahkan tidak mau mendengar pendapat orang lain. dan selalu menjaga sikap sehinggateman kita tidak tersinggung. seperti itulah pemimpin harus selalu bersikap bijak dan terbuka " satu hal lagi menjadi pemimpin atau belajar menjadi pemimpin adalah sebuah proses buat kita untuk menjadi orang besar.. segala apaun yg namanya dinamika dlm berorganisasi adalah sebuah pembelajaran buat kita. begitupun dlm hal kritikan. " kalau mau menjadi orang besar. harus mau menerima dan menjaga emosi, karena orang besar adalah orang yg berjiwa pemimpin yg membawa dan meakili pemikiran orang banyak. jgn berhenti karena di kritik, krn itu tdk menyelesaikan persoalan. salah satu conhoth, jika seorang pemimpin membuat sebuah kebijakan bersama, sebaik apapun niat dan esensi kebijakan tersebut, pasti dan pasti ada yang tidak setuju dan tidak suka, maka diperlukanlah komitmen besar kepada anggotanya.. bahwa perbedaan itu harus dimengerti dan dihormati, sikap toleransi itulah yang akan memperkokoh sebuah organisasi ataupun lembaga.." Selalu ada solusi untuk setiap permasalahan, karena Allah menciptakan penyakit beserta obatnya, begitupun masalah dengan solusinya. marilaha kita semua bersikap bijak untuk mencapai sebuah solusi yang soluif untuk kebaikan kita bersama seperti inilah renungan buat saya pada hari ni, saya yakin achilles yg berjumlahkan 62 orng ini kelak akan menjadi orang besar. maka marilah kita bersamasama belajar untuk bisa tetap menjalin persaudaraan kita ini" sukses untuk kita semua.. HIDUP MAHASISWA !!! Ihwan Ukhrawi Aly - Minggu, 30 Desember 2012 Pukul 02:21 WITA