GERAKAN NASIONALIS INTELEK MAHASISWA (GENTA)

LKMM DAN SK ISMKI WIL 4 BALI

MEDISCO AMSA UNTAD

Medical Biology and English Debate Competition (MEDISCO) - Aula FKIK Untad

INAUGURASI Achi11es

Malam Pengukuhan Angkatan 2011 (Achi11es) Kedokteran Untad

Audiensi Bersama Dinas Kesehatan Kota Palu

Evaluasi Peran Dinas Kesehatan Kota Palu dalam menjalangkan Sistem Kesehatan Daerah Kota Palu

RAKORWIL 4 ISMKI 2012

Rapat Koordinasi Wilayah 4 IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA - PALU

FAREWELL PARTY LKMM DAN SK ISMKI WIL 4

Farewell Party bersama Keluarga Besar ISMKI Wil 4 dan Alumni LKMM dan SK ISMKI WIL 4 - Bali

Rabu, 26 Juni 2013

Ketika Satpam, Berubah Fungsi (Cerita dari Kawan)


Korban Pemukulan Satpam. Dok: Bem Mipa Untad
Pada dasarnya Tugas Pokok, Fungsi, dan Peranan Satuan Pengamanan (Satpam), adalah : Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban di lingkungan / kawasan kerja khususnya pengamanan fisik, Usaha dan Kegiatan melindungi dan mengamankan lingkungan / Kawasan kerjanya dari setiap gangguan “Keamanan” dan “Ketertiban” serta pelanggaran Hukum,  Unsur Pembantu Pimpinan di tempat tugas dalam bidang keamanan dan ketertiban di lingkungan / kawasan kerja, danUnsur Pembantu Polri dalam Binkamtib terutama dalam bidang Penegakan Hukum di lingkungan / kawasan kerja. 

Namun, bagaimana jika Satpam sudah tidak mempunyai ketentuan-ketentuan diatas? Apa yang terjadi? 

Di Universitas Tadulako, Fenomena Satpam yang diharapkan bisa menjaga ketertiban lingkungan kampus menjadi paradigma tersendiri. Arogansi oknum Satpam semakin menjadi-jadi.  Tindakan oknum Satpam  tak lagi mencerminkan apa yang kita harapkan bersama. Sejumlah mahasiswa Universitas Tadulako, merasa terkekang akan hadirnya Satuan Pengamanan ini. Mengapa hal itu terjadi? Karena Satuan pengamanan di lingkungan Untad bertindak semena-mena, tak punya sopan santun, dan menjadikan mahasiswa itu sebagai musuh mereka. 

Hampir semua Fakultas dilingkup Universitas Tadulako, mengeluhkan sikap Satuan Pengamanan Untad. BEM Mipa Untad, yang kebetulan, baru-baru ini, menjadi "sasaran empuk" amukan Satpam Untad.  

Pada saat itu, Senin, 6 Agustus 2012, sekitar pukul 16.00 Wita. Nasib naas yang dialami oleh sejumlah Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pendidikan Alam (MIPA). Ketika itu, sejumlah anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (Bem) Fakultas Mipa Untad, mendatangi Satpam yang sedang menjaga parkiran (motor mahasiswa baru), didepan Auditorium Untad. Maksud mereka adalah untuk menanyakan kepada Satpam, apakah kendaraan yang mereka (satpam) jaga itu dipungut biaya, dan berapa biaya parkirnya? Lalu, seorang Satpam menjawab, “jangan tanyakan pada kami, pergi bertanya kepada Rektor.”  Beberapa utusan BEM Mipa bertemu Rektor Untad, untuk menanyakan hal itu. Rektor menjawab, “keputusannya nanti jam empat sore (senin, 6 Agustus), apakah dipungut biaya parkir atau tidak.”

Setelah kejadian itu, anggota Bem Mipa, kembali ke Fakultasnya. Kemudian, sekitar 9 (sembilan) anggota BEM Mipa, bermaksud untuk menjemput mahasiswa baru (maba) dari MIPA, karena ormik Universitas akan selesai hari itu, dan diserahkan ke Fakultas. Sekaligus menanyakan kembali biaya parkir itu. Ketika itu pula, seorang Satpam marah, dan memanggil Satpam lainnya, hingga memukul 7 (tujuh) anggota Bem Mipa, juga dikeroyok, hingga seorang mahasiswa (Anwar, jurusan Fisika angkatan 2009, Mipa), berdarah dibagian kepala, dihantam Batu oleh Satpam.

Aksi premanisme yang dilakukan oleh oknum Satpam tersebut, sangat meresahkan sejumlah mahasiswa Untad. Mahasiswa bukan lagi merasa aman, terjaga, dan merasa damai. Inilah cermin aksi yang sering kita namakan “pembantu” kepolisian itu. Berubah fungsi menjadi “preman” kampus, yang mengekang aktifitas mahasiswa, memukul hingga mengeluarkan “darah” mahasiswa.

Apa yang betul dengan “kelakuan” Satpam ini? Berdalih pada pengamanan kampus. adalah alasan mereka, padahal merekalah yang mengacaukan suasana kampus. Perlakuan sewenang-wenang itu, tak ubahnya, apa yang telah dilakukan oleh oknum polisi di Balaesang Tanjung, dan di daerah-daerah lain, ketika menghadapi aksi rakyat yang mempertahankan hak-nya, ditembak “mati.” Apakah mereka berkaca pada oknum kepolisian itu?

Padahal apa yang dikatakan Rektor Untad, Basir Chio disalah satu media lokal, bahwa Satuan Pengamanan (Satpam) harus menjaga emosi, menjaga hubungan baik dengan mahasiswa, dan masyarakat kampus lainnya. Namun, harapan Rektor Untad itu, menjadi sebuah catatan terpendam atau tak lebih dari “masuk telinga kiri, keluar telinga kanan.” Sehingga, tak jarang sejumlah mahasiswa mendiskusikan profil satpam dilingkungan Untad.  

Mahasiswa Pun Manusia

Tak berbeda dengan masyarakat kampus lainnya, mahasiswa juga manusia. Manusia yang mempunyai hak mempertanyakan, apa yang menjanggal dalam pikirannya. Zaman sekarang bukanlah zaman feodal, yang menganggap manusia lain “derajatnya” lebih rendah dari Satpam. Satpam seharusnya menjunjung tinggi hak-hak dari mahasiswa itu. Tak lagi bertingkah subjektif, hingga menyapu bersih, mengejar, membawa batu dan kayu, para mahasiswa hingga ke Fakultas MIPA dan Fakultas Tehnik. Padahal mereka bukan merampok atau mencuri fasilitas kampus, dan atau memasang “bom” di lingkungan Untad.

Jika tindakan anarkisme yang dilakukan oleh Satpam, terus-menerus seperti itu, maka mereka tak ubahnya Tentara dizaman Orde Baru. Yang mengekang, memenjarakan, bahkan membunuh mahasiswa yang memperjuangkan hak mereka. Lalu apa yang didapatkan oleh sejumlah Satpam, yang selama ini membuat “gaduh” dilingkungan Untad? Adalah dramalisir sejumlah kasus yang mengaitkan oknum Satpam, mereka tak mendapatkan hukuman apapun dari pihak birokrasi Untad, atau pimpinanya sendiri. Kesaktian Satuan Pengamanan Kampus, menjadi dogma para penerus bangsa itu, seakan mahasiswa tak punya harga diri lagi.

Tulisan ini sengaja diangkat, karena sudah bosan melihat tingkah Satpam seperti melihat mahasiswa adalah "perampok kelas kakap." 
Sadarlah wahai Satpam, Mahasiswa juga manusia, dan kalian pun manusia, bukan Anjing. Kalian mempunyai anak, yang nantinya akan kuliah. 

#MapalaKumtapala

Kamis, 23 Mei 2013

Refleksikan kembali niat Perjuanganmu wan !!!


saya tidak mengerti juga kenapa harus publikasikan kata-kata seperti ini, terkadang saya hanya ingin berharap bahwa dari sini kita saling mengerti, bahwa ada kala nya sesuatu konsep yang membuat kita berbeda bisa saling mengerti dan keterbukaan. duduk saling beragumen untuk mencari inti dari sebuah pembicaraan ini. 

Disaat orang-orang sibuk memikirkan dirinya sendiri, masih banyak orang-orang di luar sana sampai tidak bisa tidur karena memikirkan nasib orang lain.

Disaat orang-orang sibuk untuk memperkaya dirinya sendiri, masih banyak diluar sana orang-orang yang rela tidak makan agar melihat orang lain bisa ikut merasakan enaknya nasi dan lauk seperti yang pernah ia rasakan.

Disaat orang lain bercita-cita bagaimana dan seberapa besar dirinya kelak, masih ada orang-orang yang bermimpi dan memiliki cita-cita besar untuk kebermanfaatan dirinya bagi orang lain.

Disaat yang lain berpikir bagaimana sibuknya ia untuk keperluannya saat ini dan nanti di masa depan, masih banyak yang menyibukan diri untuk berbagi dan mencukupi kebutuhan saudaranya sesama makhluk tuhan.

Waktu yang kita punya sama. Ada yang menggunakannya hanya untuk dirinya. Namun, tidak sedikit yang berjuang untuk menyisihkan waktu yang ia punya agar bermanfaat bagi orang lain. Ia meletakan tanggungjawab dirinya untuk orang lain sebagai prioritas utama diatas apapun. Ia ada bukan untuk dirinya tapi untuk orang lain.

Hidupnya bukan untuk dirinya sendiri, ada hak orang lain yang perlu ia tunaikan. Memang bukan kewajiban tapi keharusan bagi mereka yang membuka hati. Bahwa masih banyak orang lain yang butuh uluran tangannya, tenaganya, waktunya, dan segala yang ia punya.


Nyayianku disaat keadilan dan kebebasanku berpendapat direnggut oleh politik kepentingan


Terjadilah pengusiran,dan penyobekan perangkat aksi,
Karena tak ingin bentrok dengan pihak manapun
memang niat awal tak akan anarkis
Massa mahasiswa mundur dan kembali ke bus awal berangkat
Namun dibus pun masih diikuti oleh "warga" tersebut
Dan keluar nada ancaman agar mahasiswa segera pergi dari sana,

SALAH PERSEPSI
Inilah kata yang tepat untuk cerita hari itu..
Siapapun itu,kami mahasiswa tak ada niat untuk menghalangi

Dan sungguh,kami sangat terkejut dengan pemberitaan yang ada dibeberapa media baik cetak maupun online..
Kami dibuat seolah-olah akan menggangu dan membatalkan

Ini ironi kawan,Ditengah semua berteriak tentang kebebasan berpendapat..
Justru kami yang ditekan dan disumbat..

Terlepas orang mencibir dan menghujat..Kami tetap akan bersatu dalam menyatakan pendapat..

Satu kata..lawan…lawan…lawan
Pendahulumu telah mewarisi keberanian
Engkau berjuang atas nama rakyat
Jangan khianati doa rakyat menyertaimu
HIDUP MAHASISWA`!!!!


Surat Terbuka Untukmu Ayahanda " Pak SBY"

Assalamualaikum Wr Wb.

Pak SBY ,
Sebelum tidur malam nanti , setelah membaca surat ini , tolong bapak renungkan , apa yang akan kita katakan kepada anak cucu kita nanti , bila mereka bertanya bahwa kita sudah tahu bahwa rokok itu racun , bahwa rokok itu menyebabkan begitu banyak penyakit , bahwa sudah lima juta orang (yang sebagian besarnya ada di negara negara miskin dan berkembang) setiap tahun mati karena penyakit yang berkaitan dengan kebiasaan merokok , tapi kita tidak berbuat apa apa .

Apa yang akan menjadi jawaban , bila nanti mereka bertanya tentang FCTC , yang sudah diratifikasi oleh seluruh bangsa di dunia , tapi kita tidak meratifikasinya.
Saya akan dengan tulus menjawab : Anakku , aku gak tahu banyak , tapi setahuku , waktu itu presidennya namanya SBY , menkesnya SITI FADILAH SUPARI , menkeunya SRI MULYANI , menteri perindustriannya FAHMI IDRIS , menteri pertaniannya ANTON APRIANTONO menakernya ERMAN SUPARNO .

Biarlah mereka (anak cucu kita) nanti yang memilih sendiri tinta apa yang akan mereka gunakan untuk menulis nama nama pejabat yang mereka tahu bertanggung jawab atas kehancuran kesehatan anak bangsa akibat tidak diratifikasinya FCTC.

Pak SBY ,
pejamkan mata anda sesaat , pikirkan tentang jutaan rakyat yang merasa tidak mampu membeli susu buat anak anak mereka sementara rokoknya harga delapan ribu.
pikirkan tentang jutaan anak yang putus sekolah , yang katanya karena bapaknya tidak punya biaya , padahal harga rokok bapaknya sebulan minimal 200 ribu.

Pikirkan juga tentang anak anak pelajar setingat SD dan SMP yang telah turut "membiayai" pembangunan lewat cukai rokok yang mereka beli . (adakah ini membanggakan anda).
Sungguh saya ingin sekali mengerti apa yang ada di benak anda ketika terus menolak meratifikasi FCTC itu padahal 160 negara lebih telah melakukannya.

Apakah anda menganggap semua negara itu bodoh dan hanya kita saja yang pintar ?
Apakah anda menganggap semua negara itu mulus mulus saja keadaan ekonominya tanpa gejolak seperti disini ?

Apakah anda masih menganggap bahwa masalah merokok belum menjadi masalah besar yang perlu segera ditanggulangi ?

Pernahkah anda tahu bahwa para delegasi kesehatan kita sangat terhina di forum forum kesehatan dunia ? dimana mereka duduk dengan satu satunya pin berwarna merah menempel di baju karena datang dari negara yang tidak menandatangani dan belum melakukan aksesi
Bila anda berkenan manjawab , alamatkan saja ke alamat mail saya ini , nanti akan saya teruskan ke milis , agar teman teman saya bisa memahami jalan pikiran anda.

Terimakasih.
Wassalam.

-Indonesia Tobacco Control Network
ihwan.aly@yahoo.co.id

Minggu, 19 Mei 2013

Dinda sudah ku temukan jawabannya, inilah yang ingin ku sampaikan

Ini bukan hanya tentang aku, begitupun bukan hanya tentang dirimu. Ini tentang kita. Ya, setiap kita yang sedang bertumbuh, menuju penyempurnaan agamanya. Satu per satu rekan-rekan, kerabat, senior, adik junior. Membaca tulisan ini, beberapa kita mungkin menganggapnya galau. Galau kini seolah menjadi terminologi untuk segala pembicaraan terkait konsepsi hubungan, miris. Beberapa lainnya mungkin antusias, seolah mewakili gejolak yang ada di dalam hatinya. Selebihnya, mungkin tak peduli. Tulisan ini merupakan sebuah jawaban dari ketidakpastian yang aku rasakan yang selama ini ku sampaikan disaat ta'lim rutinan HMPD..
berusaha setia dengannya, menunggu dirinya dan selalu menjaga hati untuknya itulah yang berusaha aku bangun disaat dirinya tidak memberikan sesuatu yang pasti untuk diriku, namun untuk hari ini melalui tulisan inilah ku lengkapi semua jawaban dari ketidakpastian tersebut. semoga bisa saling merefleksikan satu sama lain. ----

Menjadi hal yang wajar, di rentang usia sepertiku, konsepsi terkait hubungan terutama dalam konteks pernikahan sedang ramai dibicarakan. Tulisan ini hadir bukan untuk membangun kegelisahan yang merisaukan, namun mencoba menjadi salah satu sarana kecil membangun persiapan dan sedikit refleksi untuk ku, kamu, dan setiap kita yang sedang , akan, atau telah membangun pernikahan.
Tidaklah cukup menikah dengan hanya beralasan keinginan untuk melindungi dan dilindungi, keinginan untuk disayang dan menyayangi, diperhatikan dan memperhatikan, ditemani dan menemani atau sejenisnya. Menikah bukan perkara sesederhana itu. Menikah adalah perkara tanggungjawab. Siapkah kita menjalani tanggungjawab itu?
Disegerakan, namun bukan tergesa-gesa. Mari kita alihkan energi cinta kita bukan untuk sekadar melihat, bukan hanya untuk memikirkan tentang dirinya yang terbaik bagi kita. Namun untuk mempersiapkan. Meningkatkan kualitas diri. Bukankah memperbaiki diri berarti memperbaiki jodoh? Hal ini berlaku tak hanya untuk laki-laki yang akan menjemput takdir jodohnya. Begitupun dengan perempuan, jangan sampai menunggu hanya digunakan untuk menutupi ketidaksiapan dan membebankan seluruhnya kepada para lelaki.

Lalu bagaimana mengenai perkara seseorang yang senantiasa berusaha meningkatkan kualitas diri, namun masih saja mendapat penolakan dalam menemukan pasangan? Jika benar sudah meningkatkan kualitas diri, menurutku ia tak merugi. Justru yang merugi adalah yang menolak, karena ia kehilangan orang yang serius membangun titik temu dengannya, untuk menggenapkan agama dengan cara yang baik, sedangkan orang yang ditolak hanya kehilangan orang yang memang tidak serius membangun titik temu dengan dirinya.

Jangan risau tentang masa depan, termasuk konteks menemukan pasangan, semuanya ada dalam genggaman Allah. Risaulah jika saat ini kita tidak serius mendekatinya. Sertakan Allah dalam perjuanganmu, karena jodoh itu bukan perkara ada yang suka pada kita atau ingin menikah dengan kita. Ternyata jodoh ialah saat Allah mengerakkan hati dua manusia untuk kemudian berkata ‘Ya Kami siap menikah.' Jangan terlalu khawatir, kekhawatiran tak menjadikan bahayanya membesar. Hanya dirimu yang semakin mengerdil. Tenanglah, semata karena Allah bersamamu. Maka, tugasmu hanya berikhtiar! Kelak waktu yang menjadi jawaban atas takdir masa depan kita. Bicara tentang waktu, waktu nampaknya akan terasa lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu panjang bagi mereka yang gelisah, dan terlalu singkat bagi mereka yang bahagia, namun waktu akan terasa abadi bagi mereka yang mampu bersyukur. Untuk itu bersyukurlah. Syukur bukan hanya perkara terima kasih atas apa-apa yang sudah Allah berikan, melainkan juga tentang berbaik sangka pada Nya. Berbaik sangkalah!

Lalu untuk kita yang sudah menemukan pasangan, atau 'calon' pasangannya. Tanggung jawab tak sekadar mencari nafkah bagi lelaki dan mengurus rumah tangga bagi perempuan. Hal seperti itu tentulah lumrah dibicarakan. Hal lain yang perlu juga mendapat perhatian ialah tentangbagaimana menerima pasangan kita dengan sempurna. Sadarilah, bahwa kita tidak pernah bisa menuntut siapapun sempurna, karena sejatinya kesempurnaan adalah kekurangan yang senantiasa diperbaiki, perbedaan yg senantiasa disatukan, perasaan saling yang membuat segalanya tergenapi. Belajarlah untuk senantiasa memahami pasangan kita. Semakin tinggi tingkat pengenalan seseorang kepada sesuatu yg dicintainya maka sesuatu yang harusnya pahit bisa menjadi manis. Engkau tidak akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya dan mencoba menjalani hidup dengan caranya. Kelak ketika kau menemukan kekurangannya, cintailah itu. Karena ketika engkau sudah bisa mencintai kekurangannya, kelak ketika kau menemukan kelebihannya, engkau akan semakin mencintainya. Dan cinta, itu akan menguatkan jiwa yang lemah, bukan melemahkan jiwa yang kuat. Ia bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan, bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan, bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat. Karena itu, untuk ia yang memutuskan untuk mencintai, ia harusnya tak lagi berjanji, melainkan membuat rencana untuk memberi.

Ah bicara tentang cinta dalam konsepsi hubungan nampaknya jadi hal biasa. Lalu bagaimana dengan cemburu? Suatu hal di jaman kita sekarang yang dianggap ekstrim-fanatik, dan lain-lain? Cemburu bagiku terdefinisi sebagai ketidaksenangan seseorang untuk disamai dengan orang lain dalam hak-haknya, dan itu merupakan salah satu akibat dari buah cinta. Maka tidak ada cemburu kecuali bagi orang yang mencintai. Dan cemburu itu termasuk sifat yang baik menurutku, bagi laki-laki maupun perempuan.

Hal lain yang mendasari konsepsi hubungan, terutama bagi yang sudah menemukan pasangannya, ialah perkara komitmen. Berperasaanlah dengan komitmen, atau berkomitmenlah dengan perasaanmu. Komitmen adalah kunci pembuka pintu mimpi agar hadir menjadi kenyataan.Komitmen adalah sesuatu yang akan membuat seseorang memikul resiko dan konsekuensi dari keputusannya tanpa mengeluh, dan menjalaninya dengan penuh rasa syukur sebagai bagian dari kehidupan yang terus berproses. Komitmen yang membuat segalanya mengalir seperti kemauan kita, karena melalui komitmen kita mampu mengendalikan semua hal menjadi lebih baik. Karena komitmen adalah totalitas sebuah perjuangan.

Sungguh terhormat setiap kita yang memegang teguh komitmennya, menjaga kesetiannya. Senantiasa berhati-hati menjaga hatinya. Mata dan telinga merupakan pintu, dan hati merupakan rumahnya. Untuk itu, senantiasa kawal apa saja yang masuk melalui pintu agar rumah kita selamat, agar hati kita selamat, bersetia pada hati. Ingat bahwa Allah mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati. Untuk itu, jaga mata, jaga hati, jaga sikap. Ada yang bilang, katanya suci perempuan karena menjaga diri, gagah laki - laki sebab menepati janji. Itupun manifes dari komitmen, begitu pikirku.

Dinda, ingin rasanya aku raih pertolongan Allah dengan menjadi ketiganya. setia bersamamu, adalah keberanian menentukan sikap, bukan menunggu waktu hingga datang kedewasaan bersikap.

  Kupilih dirimu, karena aku yakin engkau mampu menggenapi kekuranganku menjadi kelebihan. Karena aku tahu, tak sempurna agamaku, kecuali engkau menggenapinya. Kupilih dirimu, karena engkau memiliki satu sayap yang bisa melengkapi sayapku yang hanya satu. Maka berdua kita mengepakkan sepasang sayap menuju surga; impian kita bersama.


  Dinda, ketika kini pada akhirnya kita bertemu, yakinlah bahwa itu bukan kebetulan. 

Sebab bagaimanapun, langkah kita akan saling tertuju, langkahku ke arahmu, langkahmu ke arahku.

semoga barokah dan bermakna,

dinda tersayang.

Linda Mutiah.

Jumat, 04 Januari 2013

saya adalah SAYA dan NIAT saya

"Saya maju atas dukungan banyak orang, dan niat saya terhimpun bersama dukungan-dukungan tersebut. Niat itu sudah tertanam kuat dalam hati ini. Niat itulah yang mendorong saya, karena Saya merasa terpanggil untuk berkontribusi nyata berdasar atas pengalaman yang sudah Saya miliki....
....Niat adalah suatu hal yang kuat dan berasal dari diri saya sendiri meski dicetuskan oleh banyak orang. Oleh karena niat itu, apabila terpilih nanti insya Allah saya siap untuk menjalani amanah ketua dengan segala pahit dan manisnya. Membagi waktu organisasidan akademik nantinya bukan menjadi beban bagi saya dan merupakan hal yang saya siap jalani karena niat ini sudah terpatri di hati dan menjadi bagian dari diri saya dan keinginan saya untuk beribadah dan berkontribusi untuk orang di sekitar saya." ___saya.adalah.saya.dengan.niat.saya___

Dialektika SUARA MAHASISWA

Mahasiswa, kata yang tak asing lagi bagi kawan-kawan, bukankah begitu?. Segala potensi yang dimiliki para didikan tentunya yang lebih lengkap ada pada orang-orang yang di dalam dirinya melekat jabatan "mahasiswa". Tridharma Perguruan Tinggi "pendidikan, penelitian, dan pengabdian" adalah dasar pergerakan mahasiswa Indonesia. Mahasiswa itu, idealis, intelektual, kekuatan penuh atas perubahan dan segala potensi perjuangan manusia lainnya. Itulah mengapa mahasiswa mempunyai peran dan fungsi sebagai agent of change, social control, moral force dan iron stock. Sejarahlah yang membuktikan bahwa mahasiswa memang teguh dengan panji Tridharma Perguruan Tinggi itu. Pembentukan gerakan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dimulai di masa 1928 ditandai dengan berdirinya Boedi Oetomo, pada masa kemerdekaan, pada masa reformasi dan pada masa setelah reformasi hingga saat ini. Bagaimana dengan kondisi mahasiswa saat ini? Anda pastilah orang yang secara empirik mampu menilai bagaimana pergerakan mahasiswa ini jika dihadapkan dengan kondisi bangsa yang sangat merosot. Tayangan Televisi, berita-berita koran tiap harinya tak henti-hentinya membicarakan korupsi di tiap lini, kriminal, masalah sosial ekonomi, kekerasan dalam masyarakat, kemiskinan, gizi buruk dan yang tidak kalah buruknya adalah krisis moral di seluruh lapisan pemerintah dan masyarakat. Dimanakah mahasiswa saat ini? Butakah mahasiswa dengan keadaan ini? TIDAKK Mahasiswa terlalu disibukkan oleh buku-bukunya, oleh sistem yang membungkam kita untuk berbicara lantang tentang apa yang kita yakini kebenarannya. Cermin rusaknya suatu bangsa adalah keadaan moral masyarakatnya. Mahasiswa adalah masyarakat juga. Maka simpulkanlah sendiri pernyataan ini. Ditulis sebagai bentuk autokritik. Sajak Suara - Wiji Thukul sesungguhnya suara itu tak bisa diredam mulut bisa dibungkam namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku suara-suara itu tak bisa dipenjarakan di sana bersemayam kemerdekaan apabila engkau memaksa diam aku siapkan untukmu : pemberontakkan! sesungguhnya suara itu bukan perampok yang merayakan hartamu ia ingin bicara mengapa kaukokang senjata dan gemetar ketika suara-suara itu menuntut keadilan? sesungguhnya suara itu akan menjadi kata ia yang mengajari aku untuk bertanya dan pada akhirnya tidak bisa tidak engkau harus menjawabnya apabila engkau tetap bertahan aku akan memburumu seperti kutukan

Jika Saya Bercurhat, Berbicara Tentang Cinta

Tulisan ini mungkin mediaku untuk menyampaikan kegalauan ini, hahahah, begitulah, sembari melupakan kesibukan di akademik dan organisasi.. selalu dia yang terbayangkan, menggangguku, motivasiku hilang setengah dibuatnya.. Mungkin Cinta adalah bahasa paling universal bagi seluruh umat manusia di semesta jagad raya.Cinta tak pernah memilih warna kulit, kelas sosial atau usia. Tak memandang manusia Afrika, Asia atau Eropa. Cinta terlalu universal untuk sebuah ras, demikian pula terlalu indah untuk dibatasi oleh strata sosial dan berbagai sekat hitungan angka pada usia. Cinta itu memiliki energi dan etos sendiri. Cinta mampu menembus perangkap ruang, karena se-Universalnya cinta bukan terikat oleh tempat tapi hati yang abstrak dan ruang yang sunyi didalam kedirian. Cinta juga adalah kontradiksi yang sangat sulit untuk di materialkan karena cinta bukan karena ? atau mengapa? Tapi cinta itu terlalu kosmos dan acak, walau supardi penyair yang terkenal itu coba mendekatinya lewat puisi.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.. Cinta mungkin tak sesederhana kata supardi, tapi belum tentu sesulit sebuah definisi. Karena cinta bukan sekedar hukum ‘causalitas’ yakni sebab yang berakibat. ‘Kayu yang dibakar’ kemudian menjadi ‘abu’ atau ‘awan kepada hujan yang menjadikanya tiada’. Cinta itu abstrak bahkan terlalu naif, seperti kata sebuah syair yang mungkin mengelikan ‘dari mata turun ke hati’. Tapi oleh para penyair yang lain, teryata cinta itu tak butuh mata tapi rasa, karena mata cenderung menipu tapi hati itu terlalu luas untuk sebuah batas cara pandang alam meterial. Manusia paling sempurnapun tidak bisa melupakan cintanya yang telah terlepasoleh batas waktu dan takdir. Adalah Mazin bin Abdul Karim Al Farih dalam kitabnya Al Usratu bilaa Masyaakil pernah mengutip dari perawi hadis Bukhari; Suatu hari istri beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain (yakni ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha) berkata, “Aku tidak pernah cemburu kepada seorang pun dari istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti cemburuku pada Khadijah, padahal aku tidak pernah melihatnya, akan tetapi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu menyebutnya’. Bahkan seorang Rasul yang Maha sempurna sekalipun, tetap menyimpan’ Cintanya’ tanpa mengenal batas dari sebuah masa? Apakah dia salah? Mengapa ? sementara dalam sebuah nasihat seorang ustadz pernah berkata ; ‘sebaiknya jangan mengulang-ngulang seseorang yang pernah ada dihati pada masa sebelum pernikahan, sebab akan menyebabkan rasa curiga dan cemburu salah satunya.Pikiranku segera membantahnya saat itu, bagaimana dengan konteks cinta Rasul kepada Khadijah yang membuat Aisyah selalu cemburu ? Apakah Nabi Salah? Tapi sudahlah mungkin ini hanya soal cara memandang cinta konstitusi dan cinta esensial. Karena cinta esensial bukan hanya sekedar kisah antara sepasang remaja dalam dongeng abadi Shakespeare romeo and juliet. Atau berbagai narasi filsafat romantisme yang di gelorakan oleh Fichte, Schelling, Schopenhauer, dan Nietzsche tentang ‘Dionysian’ yakni emosi yang meluap antara seorang yang berbeda jenis atau sesama jenis. Cinta juga bisa lahir dari sepasang saudara yang saling mengasihi bukan karena apa dan mengapa? Bukan juga dari mata turun ke hati, tapi karena mereka secara bersama-sama mencoba lepas dari ruang,waktu, usia, ikatan material yang butuh mengapa? Karena cinta esensial tak pernah butuh jawaban, Ia cukup menjadi rasa dan kesadaran bahwa takdir telah memilih mereka untuk bersaudara tanpa perlu tau mengapa Tuhan memilih menyatukan takdirnya. Kepada IBUKU yang telah mengajarkan aku kelembutan dan arti cinta yang tak butuh tanya. Be king for your own happiness’ Kepada saudara-saudaraku yang telah menghabiskan waktu bersama 1 setengah tahun ini, kepada seseorang yang menjaga hatiku dengan baik didalam hati yang sudah tak butuh jarak, yang sudah terbiasa mengenal kata tak bersama dan tak berwaktu ...sekali lagi aku mencintai kalian... 22 Desember 2012

Sebuah Renungan 29 Desember 2012

Tulisan ini pertama kali di posting di Grup Achilles.. dengan niat agar temanteman bisa berbagi pengalaman dari sebuah hari yang indah ini.. Sebuah Renungan, pada hari ini (29 Desember 2012) , begitu banyak nilai yg bisa menginspirasi buat saya. namun untuk kali ini saya akan berbicara tentang nilai inspirasi menjadi seorang pemimpin.. melalui tulisan ini saya tidak berniat mengajarkan temanteman untuk bagaimana menjadi pemimpin yg baik, krn saya sadar saya bukanlah pemimpin yang baik bagi kalian untuk saat ini. inspirasi ini dimulai ketika hari ini saya harus melaksanakan amanah saya untuk melaksankan kongres dgn membawakan laporan pertanggung jawaban sbg ketua panitia, bgitupun ketika memenuhi undangan dari temanteman di FISIP, ada satu kesamaan dari tema yang di angkat yakni Revitalisasi untuk menjadi Mahasiswa Idealis, kalimat ini selalu saja menjadi titik sentral pergerakan mahasiswa dibeberapa organisasi. berbicara revitalisasi artinya kita harus kembali ke posisi awal dari esensi dan eksistensi kita sbg mahasiswa. bhw sebagai agent of change, agent of development dan iron stock.. bahwa mahasiswalah sbg pemegang tongkat estafet perubahan bangsa, agak membingunkan jika melihat kenyataan selama ini, peran inilah yg mulai memudar, mahasiswa ketika aksi selalu dipandang negatif, melakukan aksi tanpa adanya straktak yg matang akhirnya ricuh, malah menambah persoalan bangsa ini. di lingkungan organisasi internal pun seperti itu, terkadang banyak mahasiswa yg menuntut dan mengkritik krn atas dasar bnyknya masalah yg dialami organisasi, pemimpin pun mulai terasa terkucilkan, merasa terhina ketika dikritik, merasa marah ketika diberikan kritikan.. bahkan ada yg mulai menyerah menjadi pemimpin dan rela melapaskan jabatannya krn tdk mampu menerimanya. hal seperti inlah membuat masalah tidak bisa terselesaikan, malah menjadi masalah yg lebih kompleks saya pun kadang meminta pendapat dari bebrapa pejabat ataupun seniorku yg sdh memegang jabatan penting di institusinya ataupun di organisasinya, bebrapa hal yg bisa sy ambil sbg intisari. " Kita boleh berambisi, boleh bersemangat, tetapi tetap di kontrol sehingga tetap terjalin silaturahmi sesama teman. in penting buat kita jika terlalu merasa benar tetapi tidak mau atau menutup mata bahkan tidak mau mendengar pendapat orang lain. dan selalu menjaga sikap sehinggateman kita tidak tersinggung. seperti itulah pemimpin harus selalu bersikap bijak dan terbuka " satu hal lagi menjadi pemimpin atau belajar menjadi pemimpin adalah sebuah proses buat kita untuk menjadi orang besar.. segala apaun yg namanya dinamika dlm berorganisasi adalah sebuah pembelajaran buat kita. begitupun dlm hal kritikan. " kalau mau menjadi orang besar. harus mau menerima dan menjaga emosi, karena orang besar adalah orang yg berjiwa pemimpin yg membawa dan meakili pemikiran orang banyak. jgn berhenti karena di kritik, krn itu tdk menyelesaikan persoalan. salah satu conhoth, jika seorang pemimpin membuat sebuah kebijakan bersama, sebaik apapun niat dan esensi kebijakan tersebut, pasti dan pasti ada yang tidak setuju dan tidak suka, maka diperlukanlah komitmen besar kepada anggotanya.. bahwa perbedaan itu harus dimengerti dan dihormati, sikap toleransi itulah yang akan memperkokoh sebuah organisasi ataupun lembaga.." Selalu ada solusi untuk setiap permasalahan, karena Allah menciptakan penyakit beserta obatnya, begitupun masalah dengan solusinya. marilaha kita semua bersikap bijak untuk mencapai sebuah solusi yang soluif untuk kebaikan kita bersama seperti inilah renungan buat saya pada hari ni, saya yakin achilles yg berjumlahkan 62 orng ini kelak akan menjadi orang besar. maka marilah kita bersamasama belajar untuk bisa tetap menjalin persaudaraan kita ini" sukses untuk kita semua.. HIDUP MAHASISWA !!! Ihwan Ukhrawi Aly - Minggu, 30 Desember 2012 Pukul 02:21 WITA