Katanya MERDEKA, kok terjajah oleh Investor Asing Industri Rokok
Sorak,sorak bergembira.. bergembira semua.., telah BEBAS negeri kita... Indonesia MERDEKA !!!
Begitulah kutipan lagu Indonesia tetap Merdeka ciptaan C.Simajuntak. romantisme euforia kemerdekaan Indonesi yang telah bebas dari Penjajah. Setelah 67 tahun Indonesia merdeka, benarkah Negara ini Merdeka secara seutuhnya ? disaat sekarang ini mahasiswa menunjukkan semangat nasionalismenya memperjuangkan penolakan Word Tobacco Asia (WTA) 2012 di Indonesia, Negara lain yang menolak menjadi Tuan Rumah WTA 2012, Indonesia dengan tangan terbuka menerima untuk menjadi tuan rumah WTA 2012. Begitu memalukan, ini merupakan PENGHINAAN bagi segenap bangsa, hal ini menunjukkan begitu Lemahnya Peran Pemerintah dalam menegakkan kedaulatan kesehatan bagi bangsanya sendiri, hanya karena tergiur dengan bantuan-bantuan dari program sponsorship, beasiswa dll dari para investor industri rokok, bangsa pun ikut merasakan kerugian dari negara akibat lintingan tembakau ini. Agak miris memang menyikapi hal ini, terlebih mencermati statement Dalam beranda situs resmi WTA (worldtobacco.co.uk/asia) tertulis: “ Indonesia is a recognized tobacco-friendly market with no smoking bans or other restrictions and regulations in contrast to neighboring ASEAN countries. In 2009, the Asia Pacific region added six million new smokers and will add another 30 million smokers by 2014.” Lantas, sebuah pertanyaan besar bagi kita semua apakah benar, negara ini telah merdeka ?, ketika kedaulatan kesehatan negara kita dari regulasi pengendalian rokok di indonesia dipandang sebelah mata oleh bangsa lain.
Survey mengatakan bahwa Belanja rokok menggeser kebutuhan makanan bergizi yang esensial untuk tumbuh kembang balita. Pada keluarga miskin kota perokok ditemukan prevalensi balita berat badan sangat rendah 6,3%, sangat pendek 7%, dan sangat kurus 1%. Balita kurang gizi bersiko mengalami keterlambatan perkembangan mental, meningkatkan mordibitas dan mortalitas akibat rentan terhadap penyakit. Konsekuensi jangka panjang adalah prestasi sekolah buruk, kapasitas intelektual lemah, dan kemampuan kerja kurang, sehingga mengancam hilangnya sebuah generasi. ( Fakta Tembakau di Indonesia ), lain hal dengan perusahaan rokok di indonesia Pada tahun 2005, Philip Morris membeli saham 97% Sampoerna, senilai 45 triliuan pada 2005 yang akhirnya telah menjadikan Sampoerna menduduki peringkat pertama mengalahkan Gudang Garam dan Djarum. Sehingga pada tahun 2009 urutan pangsa pasar rokok adalah Sampoena- Philip Morris 29%, GudangGaram, 21.1%, dan Djarum 19,4 %. Kemudian hal itu mendorong BAT ( British American Tobacco ) membeli 85 % saham Bentoel senilai Rp 5 triliun pada Juni 2009. Dengan demikian 75% pangsa pasar dikuasai beberapa investor asing. Oligopoli ini menyebabkan industri rokok kecil bangkrut serta sangat melemahkan posisi petani tembakau. Ini berarti bahwa keuntungan rokok bersih dari satu perusahaan rokok saja mencapai 34,7 triliyun yang membayar adalah rakyat miskin Indonesia dan uang sebanyak itu ditransfer ke Negara asalnya, sedangkan penyakit akibat rokok tetap tertinggal di Indonesia. ( No T.C. Seri Lembaran Fakta, hal : 16 )
Terlepas dari semua hal diatas, kita sebagai mahasiswa kedokteran yang bersama-sama satu atap rumah dalam IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA, dalam mengisi kemerdekaan ini senantiasa merapatkan barisan bersama-sama memperjuangkan kedaulatan kesehatan di negara kita tercinta ini, mahasiswa kedokteran adalah intelektual muda bangsa, mari kita bersama mencari solusi yang aplikatif untuk membantu pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan di indonesia.
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE-67, JAYALAH NEGERIKU, JAYALAH INDONESIA
HIDUP MAHASISWA ! HIDUP RAKYAT INDONESIA !
BERGERAK BERSAMA, BERSATU DALAM KASTRAT, BERJUANG UNTUK BANGSA
KASTRAT: WE THINK ALWAYS
STAF MAGANG KASTRAT ISMKI WIL 4
IHWAN UKHRAWI ALY / FKIK UNIVERSITAS TADULAKO
Selasa, 28 Agustus 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar