GERAKAN NASIONALIS INTELEK MAHASISWA (GENTA)

LKMM DAN SK ISMKI WIL 4 BALI

MEDISCO AMSA UNTAD

Medical Biology and English Debate Competition (MEDISCO) - Aula FKIK Untad

INAUGURASI Achi11es

Malam Pengukuhan Angkatan 2011 (Achi11es) Kedokteran Untad

Audiensi Bersama Dinas Kesehatan Kota Palu

Evaluasi Peran Dinas Kesehatan Kota Palu dalam menjalangkan Sistem Kesehatan Daerah Kota Palu

RAKORWIL 4 ISMKI 2012

Rapat Koordinasi Wilayah 4 IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA - PALU

FAREWELL PARTY LKMM DAN SK ISMKI WIL 4

Farewell Party bersama Keluarga Besar ISMKI Wil 4 dan Alumni LKMM dan SK ISMKI WIL 4 - Bali

Kamis, 23 Mei 2013

Refleksikan kembali niat Perjuanganmu wan !!!


saya tidak mengerti juga kenapa harus publikasikan kata-kata seperti ini, terkadang saya hanya ingin berharap bahwa dari sini kita saling mengerti, bahwa ada kala nya sesuatu konsep yang membuat kita berbeda bisa saling mengerti dan keterbukaan. duduk saling beragumen untuk mencari inti dari sebuah pembicaraan ini. 

Disaat orang-orang sibuk memikirkan dirinya sendiri, masih banyak orang-orang di luar sana sampai tidak bisa tidur karena memikirkan nasib orang lain.

Disaat orang-orang sibuk untuk memperkaya dirinya sendiri, masih banyak diluar sana orang-orang yang rela tidak makan agar melihat orang lain bisa ikut merasakan enaknya nasi dan lauk seperti yang pernah ia rasakan.

Disaat orang lain bercita-cita bagaimana dan seberapa besar dirinya kelak, masih ada orang-orang yang bermimpi dan memiliki cita-cita besar untuk kebermanfaatan dirinya bagi orang lain.

Disaat yang lain berpikir bagaimana sibuknya ia untuk keperluannya saat ini dan nanti di masa depan, masih banyak yang menyibukan diri untuk berbagi dan mencukupi kebutuhan saudaranya sesama makhluk tuhan.

Waktu yang kita punya sama. Ada yang menggunakannya hanya untuk dirinya. Namun, tidak sedikit yang berjuang untuk menyisihkan waktu yang ia punya agar bermanfaat bagi orang lain. Ia meletakan tanggungjawab dirinya untuk orang lain sebagai prioritas utama diatas apapun. Ia ada bukan untuk dirinya tapi untuk orang lain.

Hidupnya bukan untuk dirinya sendiri, ada hak orang lain yang perlu ia tunaikan. Memang bukan kewajiban tapi keharusan bagi mereka yang membuka hati. Bahwa masih banyak orang lain yang butuh uluran tangannya, tenaganya, waktunya, dan segala yang ia punya.


Nyayianku disaat keadilan dan kebebasanku berpendapat direnggut oleh politik kepentingan


Terjadilah pengusiran,dan penyobekan perangkat aksi,
Karena tak ingin bentrok dengan pihak manapun
memang niat awal tak akan anarkis
Massa mahasiswa mundur dan kembali ke bus awal berangkat
Namun dibus pun masih diikuti oleh "warga" tersebut
Dan keluar nada ancaman agar mahasiswa segera pergi dari sana,

SALAH PERSEPSI
Inilah kata yang tepat untuk cerita hari itu..
Siapapun itu,kami mahasiswa tak ada niat untuk menghalangi

Dan sungguh,kami sangat terkejut dengan pemberitaan yang ada dibeberapa media baik cetak maupun online..
Kami dibuat seolah-olah akan menggangu dan membatalkan

Ini ironi kawan,Ditengah semua berteriak tentang kebebasan berpendapat..
Justru kami yang ditekan dan disumbat..

Terlepas orang mencibir dan menghujat..Kami tetap akan bersatu dalam menyatakan pendapat..

Satu kata..lawan…lawan…lawan
Pendahulumu telah mewarisi keberanian
Engkau berjuang atas nama rakyat
Jangan khianati doa rakyat menyertaimu
HIDUP MAHASISWA`!!!!


Surat Terbuka Untukmu Ayahanda " Pak SBY"

Assalamualaikum Wr Wb.

Pak SBY ,
Sebelum tidur malam nanti , setelah membaca surat ini , tolong bapak renungkan , apa yang akan kita katakan kepada anak cucu kita nanti , bila mereka bertanya bahwa kita sudah tahu bahwa rokok itu racun , bahwa rokok itu menyebabkan begitu banyak penyakit , bahwa sudah lima juta orang (yang sebagian besarnya ada di negara negara miskin dan berkembang) setiap tahun mati karena penyakit yang berkaitan dengan kebiasaan merokok , tapi kita tidak berbuat apa apa .

Apa yang akan menjadi jawaban , bila nanti mereka bertanya tentang FCTC , yang sudah diratifikasi oleh seluruh bangsa di dunia , tapi kita tidak meratifikasinya.
Saya akan dengan tulus menjawab : Anakku , aku gak tahu banyak , tapi setahuku , waktu itu presidennya namanya SBY , menkesnya SITI FADILAH SUPARI , menkeunya SRI MULYANI , menteri perindustriannya FAHMI IDRIS , menteri pertaniannya ANTON APRIANTONO menakernya ERMAN SUPARNO .

Biarlah mereka (anak cucu kita) nanti yang memilih sendiri tinta apa yang akan mereka gunakan untuk menulis nama nama pejabat yang mereka tahu bertanggung jawab atas kehancuran kesehatan anak bangsa akibat tidak diratifikasinya FCTC.

Pak SBY ,
pejamkan mata anda sesaat , pikirkan tentang jutaan rakyat yang merasa tidak mampu membeli susu buat anak anak mereka sementara rokoknya harga delapan ribu.
pikirkan tentang jutaan anak yang putus sekolah , yang katanya karena bapaknya tidak punya biaya , padahal harga rokok bapaknya sebulan minimal 200 ribu.

Pikirkan juga tentang anak anak pelajar setingat SD dan SMP yang telah turut "membiayai" pembangunan lewat cukai rokok yang mereka beli . (adakah ini membanggakan anda).
Sungguh saya ingin sekali mengerti apa yang ada di benak anda ketika terus menolak meratifikasi FCTC itu padahal 160 negara lebih telah melakukannya.

Apakah anda menganggap semua negara itu bodoh dan hanya kita saja yang pintar ?
Apakah anda menganggap semua negara itu mulus mulus saja keadaan ekonominya tanpa gejolak seperti disini ?

Apakah anda masih menganggap bahwa masalah merokok belum menjadi masalah besar yang perlu segera ditanggulangi ?

Pernahkah anda tahu bahwa para delegasi kesehatan kita sangat terhina di forum forum kesehatan dunia ? dimana mereka duduk dengan satu satunya pin berwarna merah menempel di baju karena datang dari negara yang tidak menandatangani dan belum melakukan aksesi
Bila anda berkenan manjawab , alamatkan saja ke alamat mail saya ini , nanti akan saya teruskan ke milis , agar teman teman saya bisa memahami jalan pikiran anda.

Terimakasih.
Wassalam.

-Indonesia Tobacco Control Network
ihwan.aly@yahoo.co.id

Minggu, 19 Mei 2013

Dinda sudah ku temukan jawabannya, inilah yang ingin ku sampaikan

Ini bukan hanya tentang aku, begitupun bukan hanya tentang dirimu. Ini tentang kita. Ya, setiap kita yang sedang bertumbuh, menuju penyempurnaan agamanya. Satu per satu rekan-rekan, kerabat, senior, adik junior. Membaca tulisan ini, beberapa kita mungkin menganggapnya galau. Galau kini seolah menjadi terminologi untuk segala pembicaraan terkait konsepsi hubungan, miris. Beberapa lainnya mungkin antusias, seolah mewakili gejolak yang ada di dalam hatinya. Selebihnya, mungkin tak peduli. Tulisan ini merupakan sebuah jawaban dari ketidakpastian yang aku rasakan yang selama ini ku sampaikan disaat ta'lim rutinan HMPD..
berusaha setia dengannya, menunggu dirinya dan selalu menjaga hati untuknya itulah yang berusaha aku bangun disaat dirinya tidak memberikan sesuatu yang pasti untuk diriku, namun untuk hari ini melalui tulisan inilah ku lengkapi semua jawaban dari ketidakpastian tersebut. semoga bisa saling merefleksikan satu sama lain. ----

Menjadi hal yang wajar, di rentang usia sepertiku, konsepsi terkait hubungan terutama dalam konteks pernikahan sedang ramai dibicarakan. Tulisan ini hadir bukan untuk membangun kegelisahan yang merisaukan, namun mencoba menjadi salah satu sarana kecil membangun persiapan dan sedikit refleksi untuk ku, kamu, dan setiap kita yang sedang , akan, atau telah membangun pernikahan.
Tidaklah cukup menikah dengan hanya beralasan keinginan untuk melindungi dan dilindungi, keinginan untuk disayang dan menyayangi, diperhatikan dan memperhatikan, ditemani dan menemani atau sejenisnya. Menikah bukan perkara sesederhana itu. Menikah adalah perkara tanggungjawab. Siapkah kita menjalani tanggungjawab itu?
Disegerakan, namun bukan tergesa-gesa. Mari kita alihkan energi cinta kita bukan untuk sekadar melihat, bukan hanya untuk memikirkan tentang dirinya yang terbaik bagi kita. Namun untuk mempersiapkan. Meningkatkan kualitas diri. Bukankah memperbaiki diri berarti memperbaiki jodoh? Hal ini berlaku tak hanya untuk laki-laki yang akan menjemput takdir jodohnya. Begitupun dengan perempuan, jangan sampai menunggu hanya digunakan untuk menutupi ketidaksiapan dan membebankan seluruhnya kepada para lelaki.

Lalu bagaimana mengenai perkara seseorang yang senantiasa berusaha meningkatkan kualitas diri, namun masih saja mendapat penolakan dalam menemukan pasangan? Jika benar sudah meningkatkan kualitas diri, menurutku ia tak merugi. Justru yang merugi adalah yang menolak, karena ia kehilangan orang yang serius membangun titik temu dengannya, untuk menggenapkan agama dengan cara yang baik, sedangkan orang yang ditolak hanya kehilangan orang yang memang tidak serius membangun titik temu dengan dirinya.

Jangan risau tentang masa depan, termasuk konteks menemukan pasangan, semuanya ada dalam genggaman Allah. Risaulah jika saat ini kita tidak serius mendekatinya. Sertakan Allah dalam perjuanganmu, karena jodoh itu bukan perkara ada yang suka pada kita atau ingin menikah dengan kita. Ternyata jodoh ialah saat Allah mengerakkan hati dua manusia untuk kemudian berkata ‘Ya Kami siap menikah.' Jangan terlalu khawatir, kekhawatiran tak menjadikan bahayanya membesar. Hanya dirimu yang semakin mengerdil. Tenanglah, semata karena Allah bersamamu. Maka, tugasmu hanya berikhtiar! Kelak waktu yang menjadi jawaban atas takdir masa depan kita. Bicara tentang waktu, waktu nampaknya akan terasa lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu panjang bagi mereka yang gelisah, dan terlalu singkat bagi mereka yang bahagia, namun waktu akan terasa abadi bagi mereka yang mampu bersyukur. Untuk itu bersyukurlah. Syukur bukan hanya perkara terima kasih atas apa-apa yang sudah Allah berikan, melainkan juga tentang berbaik sangka pada Nya. Berbaik sangkalah!

Lalu untuk kita yang sudah menemukan pasangan, atau 'calon' pasangannya. Tanggung jawab tak sekadar mencari nafkah bagi lelaki dan mengurus rumah tangga bagi perempuan. Hal seperti itu tentulah lumrah dibicarakan. Hal lain yang perlu juga mendapat perhatian ialah tentangbagaimana menerima pasangan kita dengan sempurna. Sadarilah, bahwa kita tidak pernah bisa menuntut siapapun sempurna, karena sejatinya kesempurnaan adalah kekurangan yang senantiasa diperbaiki, perbedaan yg senantiasa disatukan, perasaan saling yang membuat segalanya tergenapi. Belajarlah untuk senantiasa memahami pasangan kita. Semakin tinggi tingkat pengenalan seseorang kepada sesuatu yg dicintainya maka sesuatu yang harusnya pahit bisa menjadi manis. Engkau tidak akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya dan mencoba menjalani hidup dengan caranya. Kelak ketika kau menemukan kekurangannya, cintailah itu. Karena ketika engkau sudah bisa mencintai kekurangannya, kelak ketika kau menemukan kelebihannya, engkau akan semakin mencintainya. Dan cinta, itu akan menguatkan jiwa yang lemah, bukan melemahkan jiwa yang kuat. Ia bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan, bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan, bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat. Karena itu, untuk ia yang memutuskan untuk mencintai, ia harusnya tak lagi berjanji, melainkan membuat rencana untuk memberi.

Ah bicara tentang cinta dalam konsepsi hubungan nampaknya jadi hal biasa. Lalu bagaimana dengan cemburu? Suatu hal di jaman kita sekarang yang dianggap ekstrim-fanatik, dan lain-lain? Cemburu bagiku terdefinisi sebagai ketidaksenangan seseorang untuk disamai dengan orang lain dalam hak-haknya, dan itu merupakan salah satu akibat dari buah cinta. Maka tidak ada cemburu kecuali bagi orang yang mencintai. Dan cemburu itu termasuk sifat yang baik menurutku, bagi laki-laki maupun perempuan.

Hal lain yang mendasari konsepsi hubungan, terutama bagi yang sudah menemukan pasangannya, ialah perkara komitmen. Berperasaanlah dengan komitmen, atau berkomitmenlah dengan perasaanmu. Komitmen adalah kunci pembuka pintu mimpi agar hadir menjadi kenyataan.Komitmen adalah sesuatu yang akan membuat seseorang memikul resiko dan konsekuensi dari keputusannya tanpa mengeluh, dan menjalaninya dengan penuh rasa syukur sebagai bagian dari kehidupan yang terus berproses. Komitmen yang membuat segalanya mengalir seperti kemauan kita, karena melalui komitmen kita mampu mengendalikan semua hal menjadi lebih baik. Karena komitmen adalah totalitas sebuah perjuangan.

Sungguh terhormat setiap kita yang memegang teguh komitmennya, menjaga kesetiannya. Senantiasa berhati-hati menjaga hatinya. Mata dan telinga merupakan pintu, dan hati merupakan rumahnya. Untuk itu, senantiasa kawal apa saja yang masuk melalui pintu agar rumah kita selamat, agar hati kita selamat, bersetia pada hati. Ingat bahwa Allah mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati. Untuk itu, jaga mata, jaga hati, jaga sikap. Ada yang bilang, katanya suci perempuan karena menjaga diri, gagah laki - laki sebab menepati janji. Itupun manifes dari komitmen, begitu pikirku.

Dinda, ingin rasanya aku raih pertolongan Allah dengan menjadi ketiganya. setia bersamamu, adalah keberanian menentukan sikap, bukan menunggu waktu hingga datang kedewasaan bersikap.

  Kupilih dirimu, karena aku yakin engkau mampu menggenapi kekuranganku menjadi kelebihan. Karena aku tahu, tak sempurna agamaku, kecuali engkau menggenapinya. Kupilih dirimu, karena engkau memiliki satu sayap yang bisa melengkapi sayapku yang hanya satu. Maka berdua kita mengepakkan sepasang sayap menuju surga; impian kita bersama.


  Dinda, ketika kini pada akhirnya kita bertemu, yakinlah bahwa itu bukan kebetulan. 

Sebab bagaimanapun, langkah kita akan saling tertuju, langkahku ke arahmu, langkahmu ke arahku.

semoga barokah dan bermakna,

dinda tersayang.

Linda Mutiah.